Setelah edukasi, ibu-ibu diberi kesempatan untuk konseling secara pribadi yang sifatnya lebih privasi. Dalam konseling tersebut, petugas ahli dari Puskesmas, Masniati S.K.M., memberikan pertanyaan kepada peserta seputar perkembangan anaknya selama periode bulan Februari setelah pemberian suplemen Kesehatan pertama.
“Kami menyimpulkan bahwa masalah pola hidup tidak sehat yang paling banyak dialami oleh balita adalah adanya anggota keluarga yang merokok dan masih belum menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, serta ASI eksklusif yang tidak terpenuhi,” ujar Masniati.
Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin, Abdul Muis, menyampaikan alasan program Posyandu Sehati ini dibentuk ialah untuk mengurangi seputar masalah yang biasanya terjadi pada balita baik itu stunting, obesitas, wasting, maupun underweight.
“Dari hasil sosial mapping yang kami lakukan, terdapat kurang lebih 262 balita yang mengalami gangguan gizi dari 1.619 balita yang berada di kelurahan Sudiang atau ring 1 wilayah operasi kami,” ujar Muis.
Dalam intervensi ini, ibu balita juga diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa bubur kacang hijau untuk pemenuhan gizinya. Selain itu, diberikan juga suplemen kesehatan berupa curcuma plus atau minyak ikan yang dapat membantu meningkat nafsu makan, memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuhan dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh pada anak.